Medan (16/01/24) – Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Provinsi Sumatera Utara (KPID-SU), Anggia Ramadhan mengungkapkan, bahwa independensi lembaga penyiaran menjadi tantangan terberat selama pelaksanaan pemilu 2024.
Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara dengan tajuk “#Demi Indonesia Cerdas Memilih, yang digelar oleh detik.com dan Kemenkominfo di Ruang Convention 2, Hotel Santika Premiere Dyandra, Kota Medan.
“Agar media penyiaran ini tidak menjadi media yang partisan. Ya, mungkin masyarakat umum juga sudah tahu. Ini menjadi pekerjaan yang pastinya menjadi tantangan. Mungkin, diketahui, bos media hari ini ada yang menjadi ketua umum partai politik dan partisan dari pemilu 2024,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan posisi Komisi Penyiaran ialah mengawasi agar lembaga penyiaran yang menggunakan frekuensi milik publik bisa menjaga tingkat independensinya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengawasan Pemberitaan, Penyiaran, dan Iklan Kampanye Pemilihan Umum Pada Lembaga Penyiaran.
“Ini beban berat bagi kami, bagaimana mengedepankan agar netralitas lembaga penyiaran terjamin, karena bisa kita pahami, bisa kita yakin kan, agar lembaga penyiaran netral,” tambahnya.
Anggia menyebutkan, bahwa pihaknya bekerja berdasarkan pada aduan dan temuan pelanggaran siaran pemilu. “Kalau ada berita yang tidak berimbang yang dilakukan lembaga penyiaran, itu Bawaslu harus menginformasikan, baru kami melakukan tindakan,” sebutnya.
Ia juga memastikan, bahwa sampai dengan saat ini, tv dan radio masih menjadi rujukan informasi tepercaya di tengah maraknya isu hoaks dan ujaran kebencian di media sosial. “Jadi kalau ada berita hoaks di media sosial, pastikan dulu ada nggak beritanya di televisi atau radio,” sambungnya.
Ajak Gen-Z Tidak Tinggalkan TV dan Radio
Ketua KPID-SU, Anggia Ramadhan juga mengajak Generasi Z tidak hanya melek informasi, tapi juga tidak meninggalkan tv dan radio. “Tapi harapan kami, jangan lah meninggalkan televisi dan radio, sebab tv dan radio merupakan salah satu sumber informasi yang aktual, faktual dan tepercaya,” ujarnya.
Terlebih, katanya, media sosial saat ini banyak akun media sosial yang menyuguhkan pemberitaan yang belum tentu terkurasi dengan baik. “Dengan keterbukaan informasi di era distruption digital hari ini, masyarakat banyak disuguhi berita dari media sosial yang hoaks dan provokatif,” kata Anggia.